Rabu, 09 November 2011

Gairah Seks Wanita Mengendur Akibat Kelelahan


KELELAHAN tak hanya membuat tubuh menjadi tak segar dan terasa pegal, tapi juga mengganggu gairah seks seseorang khususnya pada wanita. Benarkah?

Apakah Anda menemukan pasangan menurun gairah seksnya ketika di ranjang? Mungkin saja penyebabnya memang karena faktor kelelahan. Ya, wanita memang kerap mengatakan bahwa mereka terlalu lelah untuk menerima ajakan bercinta pasangan. Hal ini memang merupakan sebuah kebenaran dan bukanlah sebuah kebohongan.

Sebuah penelitian dari Harvard University mengatakan, bahwa wanita dan pria memang secara biologis memiliki jam tidur yang berbeda. Hal itulah yang membuat wanita perlu tidur lebih awal untuk menghindari kelelahan yang berlebihan.

Ritme sirkadian wanita dalam tidur berjalan enam menit lebih cepat daripada pria. Hal inilah yang membuat mereka lebih mungkin untuk mengantuk ketimbang harus menjadi burung hantu yang tahan begadang malam.

Jeanne Duffy selaku penulis studi dari Harvard mengatakan, “Apa yang kami temukan adalah panjang siklus jam biologis wanita jauh lebih pendek dibandingkan pria. Perbedaannya sekira enam menit.”

Para peneliti melaporkan insomnia sekira 50 persen lebih sering terjadi pada wanita terutama saat dini hari, di mana mereka bangun dan sulit untuk kembali tidur, seperti dilaporkan Dailymail dan dirilis Times of India.

Tetapi gangguan pada wanita yang mengalami kurang tidur secara kronis dapat diatasi dengan mencoba tidur lebih awal sehingga mereka dapat bangun lebih cepat.

Temuan ini dirilis para peneliti di Harvard yang berafiliasi dengan Brigham and Women's Hospital di mana berdasarkan hasil penelitian yang mengaitkan 157 orang yang menghabiskan waktu delapan pekan di laboratorium di Boston. Para responden tersebut sengaja diisolasi dari semua perangkat dunia luar sehingga memungkinkan mereka kembali pada jam tidur secara alami.

Hindari Pakai Bra Kencang


BANYAK wanita berpikir, mengenakan bra yang terlalu ketat, maka akan semakin baik. Pasalnya, mereka berasumsi bahwa bra yang ketat akan memberikan tampilan payudara semakin penuh, sehingga membuat bentuk yang cukup memuaskan.

Namun parahnya, bra ketat tersebut tak hanya dikenakan saat mereka beraktivitas, tapi juga ketika mereka tidur sehingga dapat membahayakan kesehatan. Sebuah studi terbaru yang dilakukan Harvard University mengaitkan antara pengenaan bra ketat dengan kanker payudara. Hal ini dikarenakan mengenakan bra yang sangat ketat dapat membatasi sirkulasi darah dan merusak jaringan getah bening.

Menurut penelitian, kekurangan oksigen dan nutrisi akan memungkinkan pengiriman ke sel-sel berkurang. Hal ini terutama terjadi dengan wanita yang memakai bra lebih dari 12 jam sehari dan saat tidur pun tetap mengenakannya.

Penelitian ini juga menemukan bahwa wanita kelas menengah berada pada risiko tinggi terkena kanker payudara karena mereka bekerja selama berjam-jam dengan menggunakan bra. Karena pembuluh limfatik sangat tipis, bagian itu pun sangat sensitif terhadap tekanan dan mudah dikompresi.

Dokter umum di India, Dr MD Mody mengatakan, “Alasan utama mengapa bra yang ketat sangat buruk bagi kesehatan payudara adalah karena hal itu membatasi aliran getah bening di payudara Anda. Biasanya cairah getah bening akan membersihkan limbah dan racun lain di payudara. Tetapi bra yang sangat ketat akan menghambat proses ini, sehingga racun akan menumpuk di payudara dan membantu kanker untuk berkembang.”

Banyak ahli mengatakan, bahwa banyak wanita memercayai jika mereka mengikuti diet teratur dan berolahraga setiap hari, kemungkinan mereka terkena kanker payudara akan berkurang. Menurut ginekolog India, Dr Smiti Kamath, ”Banyak wanita yang datang ke saya dengan kesadaran olahraga secara teratur. Mereka sangat terkejut ketika diberitahu bahwa sirkulasi limfatik di banyak jaringan (terutama limfatik utama) sangat tergantung pada pergerakan. Mengenakan bra, terutama di tempat tidur akan mencegah aliran limfatik normal dan memungkinkan menyebabkan anoksia (lebih rendah dari kandungan oksigen normal) yang berhubungan dengan fibrosis di mana berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker,” katanya.

Onkologi, Dr MV Shah mengatakan bahwa wanita yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga harus ekstra hati-hati. “Bra menghambat cara tubuh kita membersihkan diri dan menyingkirkan sel-sel kanker dan racun seperti dioksin, benzene, dan bahan kimia karsiogenik lainnya yang menempel pada jaringan lemak tubuh seperti payudara,” kata Dr Shah.

Lari Cepat Vs Jogging


LARI cepat dan jogging memiliki manfaat yang berbeda bagi tubuh. Lantas, manakah dari keduanya yang memberikan hasil lebih efektif? Simak ulasannya berdasarkan beberapa poin berilut :

Berat badan

Berlari adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan sebab berlari merangsang HGH (hormon pertumbuhan) dan membantu membangun otot. Hasilnya, lari cepat dapat meningkatkan metabolisme dan menghilangkan lemak.

Sementara, jogging membantu Anda menurunkan berat badan serta kalori dalam tubuh. Jadi, jika Anda mengonsumsi makanan tinggi kalori, maka Anda dapat membakarnya lewat jogging.

Waktu

Lari cepat hanya memakan sedikit waktu. Anda dapat melakukan lari cepat dengan jarak 100 meter atau 50 meter dalam waktu singkat. Yang harus Anda lakukan adalah berlari secepat kaki dan berlari lagi 50 meter berikutnya untuk mencapai hasil terbaik.

Sementara, untuk membakar jumlah kalori yang sama, Anda hanya perlu menambahkan waktu jogging lebih lama. Setidaknya, 45 menit dalam satu kali jogging sangat baik untuk membakar kalori ketimbang sprint 10 menit selama tiga kali sepekan.

Mengusir lemak dan berat badan

Berlari tak hanya menghilangkan lemak, juga menjadikan tulang dan massa otot padat. Jogging pun membakar kalori yang telah Anda konsumsi serta membentuknya menjadi massa otot. Dan untuk hasil terbaik, barengi jogging dengan latihan beban dan yoga.

Bentuk fisik

Sebagian besar tubuh pelari akan kencang, atletis, dan berperut datar. Ini dikarenakan mereka sering berlari cepat. Aktivitas ini akan membentuk otot namun dalam kurva yang tetap ramping.

Sementara dengan jogging, tubuh menjadi ramping dan tipis karena tidak ada lemak yang menumpuk. Sebaliknya, semua asupan akan masuk ke tulang sehingga membuat tubuh kencang dan atletis.